Cari Blog Ini

Rabu, 13 April 2011

Cewek Bispak, Kepepet apa Butuh?

Posted in Opini by Hafsa Mutazz on the November 28th, 2008
http://www.gaulislam.com/cewek-bispak-kepepet-apa-butuh

Cewek-cewek jaman sekarang kayaknya banyak yang udah kagak bisa jaga diri. Malah, cenderung mengeksploitasi potensi dirinya buat mengeruk duit, sekadar bersenang-senang. Modal cantik dan body aduhai, dimanfaatkan buat menggaet cowok hidung belang. Syerem!

KAMU-kamu pasti pernah dong denger istilah ?cewek bispak’ alias bisa dipake. Idih, kayak barang aja. Emang kok, cewek model gini layaknya barang, bisa dipinjem, dipake and diapa-apain aja semau yang make. Mulai yang sekadar diajak jalan-jalan nemenin lelaki hidung belang, ditraktir makan di caf? or resto yang wah, dibeliin baju ampe diajak bobo bareng alias zina. Na’udzubillahi min dzalik. Gampangan banget, kan? Kok bisa mereka sampe begitu sih? Gimana pandangan kamu?

?’Ih, amit-amit. Gue gak setuju, suer! Bagaimanapun itu kan dosa, melanggar nilai-nilai agama,” cetus Dewi, siswi SMU YPHB Bogor kepada Permata. Menurut doi, jadi cewek bispak berarti nggak punya harga diri alias murahan banget. ?’Jangan sampai deh melakoni profesi kayak gitu. Bahkan kalo ada temen gue yang bispak, pasti gua ogah jadi temennya lagi,” imbuhnya serius.

Diana, 16, pelajar sebuah SMU Negeri di Bogor juga sama, gak setuju ama cewek bispak. Menurut gadis lesung pipi ini, cewek tuh musti bisa jaga diri baik-baik. ?’Alasan apapun gak bener buat ngejual diri kayak gitu. Kita kan orang timur, punya budaya sendiri. Gak usah ikut-ikutan gaya sok modern gitu deh,” ujarnya.

Begitulah, fenomena cewek bispak (dulu istilah kerennya perek), menambah deretan kemaksiatan di negeri yang mayoritas penghuninya muslim ini. Kalau PSK (Pekerja Seks Komersial) alias pezina komersial kebanyakan dijalani para wanita dewasa, muncul bispak yang dilakoni cewek-cewek yang umumnya masih bau kencur. Mereka rela mengorbankan harga diri demi sebuah kesenangan dan kenikmatan semu. Betul-betul ancur.

Alasan ekonomi, kadang jadi kedok. Padahal itu alasan klise yang terkesan dicari-cari. Iyalah, cuman buat pembenaran perilaku mereka aja. Soalnya, mereka tuh nggak ada yang punya potongan miskin. Apalagi, mereka toh tidak punya kewajiban menafkahi keluarga. Jadi gak ada kamusnya gara-gara kepepet kudu menghidupi keluarga misalkan, trus nekad jadi cewek bispak. Nonsens. Paling-paling, itu karena mereka pengin tampil borju, bisa ngedugem (dunia gemerlap), dan hura-hura aja. Di satu sisi uang saku dari ortu pas-pasan, di sisi lain lingkungan pergaulan menyeret mereka ke dunia gemerlap. Walhasil, buat menambah tebel kantong, jalan pintas ditempuh; jadi cewek bispak.

But, percaya ato tidak, kebanyakan cewek bispak justru melakukannya just for fun alias buat bersenang-senang. Seperti penuturan Leta, Olivia, Charlotte, Lanny, Dessy, Amanda, dll. Mereka menikmati profesi cewek bispak karena emang motivasinya just want to have fun. Astaga naga. Bobrok banget, ya? ?’Sory, mereka (nama-nama di atas) bukan cewek yang bisa dibayar, tapi bisa dipake asal suka sama suka,” begitu tulis mereka di sebuah website.

So, kesulitan ekonomi sama sekali bukan alasan. Lihat aja, sebagian para gadis cantik itu ternyata berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa. Olivia misalnya, mengaku sebagai mahasiswi jurusan teknik arsitektur sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang terkenal sebagai biangnya kalangan borju. Kamu pasti tahu, kan? Sebagian lagi merangkap profesi sebagai SPG alias sales promotion girl di berbagai even seperti pameran dan bazar. Masya Allah.

Memang, dalam keseharian mereka tampak seperti gadis baik-baik. Sekolah, kuliah atau kerja adalah rutinitasnya. Tapi, di waktu lain, cewek-cewek seperti itu berani tampil beda diantara remaja seusianya. Dari dandanannya yang terbilang sedikit menor, ampe tentengannya yang nggak murahan. Minimal baju keluaran Factory Outlet, sepatu dan tas juga sama, plus HP keluaran terbaru. Pokoknya pede abis.

HP menjadi kebutuhan wajib bagi mereka. Sebab, sarana itulah yang jadi penghubung antara mereka dengan si pemakai. ?’Soalnya kadang ada yang nyariin order,” kata Olivia. Mereka suka ngeceng di mal, caf?-caf?, diskotik atau tempat keramaian lainnya seperti saat ada konser musik atau tempat wisata.

Selain itu, bagi yang nggak gaptek, suka juga temu darat dengan para pemakainya setelah main chating-chatingan. Wajar jika website berbau esek-esek gitu cukup banyak ditemukan di antara website-website lainnya. Hush, meski kamu penasaran kayak apa, gak usah coba-coba buka-buka website gituan. Ok!!

Dosa Siapa?

Tak ada asap kalo tak ada api. Tak mungkin ada cewek bispak kalau gak ada cowok hidung belang. Pendapat itu mungkin ada benernya juga. But sebaliknya, gak bakal ada juga cowok yang iseng nyicipi para ABG murahan itu kalo emang cewek bispak sendiri gak ada. Jadi siapa yang salah, cewek apa cowoknya? Repot.

Padahal, kalau saja keduanya sama-sama menjaga kehormatan diri masing-masing, kemaksiatan itu kagak bakal terjadi. Misal ada cewek bispak, kalo cowoknya pada taqwa, cewek bispak kagak laku, ya udah, stop. Sebaliknya juga gitu. Kalaupun ada cowok iseng, but ceweknya kagak ada yang nawarin diri, ya kagak bakal terjadi transaksi. So, dua-duanya salah. Nggak cewek nggak cowok, sama aja, dua-duanya dosa.

Bukan itu saja, peran lingkungan juga berpengaruh. Akibat gak ada sanksi yang tegas untuk menghukum mereka, akhirnya perbuatan terkutuk itu dibiarkan saja, bahkan makin merajalela. Memang, kalo hukum yang dijadikan patokan adalah hukum ala Barat, jelas kagak bisa menjaring cewek bispak. Masalahnya, mereka melakukan atas dasar suka sama suka. Nanti dibilang melanggar HAM. Iya, kan? Banyak lho yang berpandangan gitu. Wong itu masalah pribadi mereka, mereka melakukan atas kerelaan, kok dihukum. Itu namanya melanggar hak asasi pribadi mereka. Begitu pandangan mereka yang pro dengan perzinaan. Amit-amit.

Terlebih lagi, kasus-kasus perzinaan ala bispak emang kagak gampang dibuktiin. So, wajar jika kegiatan kayak gini hampir gak bisa diberantas oleh aparat keamanan. Hasilnya, semakin hari gaya fenomena cewek bispak ini justru semakin menjamur. Itu semua adalah akibat gaya hidup permisivisme alias serba boleh yang dikampanyekan Barat. Salah satunya, kebebasan bertingkahlaku. Dengan pemahaman ini, siapapun bebas mau ngapain, suka-suka dia, sekalipun itu maksiat. Payah. Trus, bagaimana mengantisipasinya?

Menjaga Harga Diri

Sebagai seorang muslimah, kamu-kamu musti bisa menjaga diri. Sebab kehormatan seorang wanita itu adalah anugrah Allah SWT yang musti dijaga baek-baek. Islam sangat mewajibkan muslimah untuk menjaga kerhormatan dirinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya: ?’Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kehormatannya…” (TQS An-Nur (24):31).

So, kalo kehormatan diri saja udah amblas, apalagi yang kita miliki? Hanya cewek yang udah gak punya akal aja yang mau-maunya? menodai diri sendiri.

Terlebih lagi, Islam sudah sangat-sangat jelas mengharamkan aktivitas zina. Jangankan sampai berzina, mendekatinyapun sudah tak boleh. Ingat firman Allah SWT yang artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (TQS Al-Isra’ (17):32).

Emang gak dipungkiri, dengan melakukan itu cewek bispak mendapat kesenangan dan kenikmatan seperti yang mereka inginkan. Dapet duit, baju bermerek, makan enak dan tidur nyenyak. But, itu semua hanyalah kenikmatan semu alias sesaat saja. Kenikmatan di surga jauh lebih indah, Non. Udah gitu kekal abadi lagi.

Sebaliknya, dengan memilih jadi cewek bispak, berarti musti siap menanggung akibatnya di akherat nanti. Oke, kalau di dunia cewek bispak bisa aman dari razia, sanksi atau hukuman bentuk apapun (karena tidak ditegakkannya hukum rajam bagi pezina), tapi di akherat kagak bakal bisa menghindar. Padahal, sanksi di akherat sungguh berlipat-lipat pedihnya dibanding di dunia. Sudah pasti dong, model cewek bispak yang melanggar aturan Allah SWT akan mendapat ganjaran setimpal, masuk neraka. Ingatlah, Rasulullah bersabda: Di dalam neraka Jahim nanti, kepada para penghuninya mendapat tuangan air mendidih lalu air itu menembus perut dan menghantam setiap yang berada di dalamnya hingga menembus kaki, kemudian hancur dan kembali seperti semula (HR Turmudzi).

Karena itu, tobatlah. Jadilah muslimah yang shalihah. Sebab, memang itulah tugas cewek di dunia, membentuk diri menjadi muslimah shalihah. Sebagaimana Abdullah ibn ?Amr ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Dunia itu perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah” (HR Muslim)

Ingatlah pula, sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa (TQS Al-Hujurat (49):13). Dengan modal takwa inilah, mudah-mudahan kamu-kamu dapat terjaga dari arus globalisasi yang cenderung menggerus keimanan para remaja. So, bisa terhindar dari gaya hidup permisivisme ala Barat. Semoga.(asri)

==

BOX

Muslimah Membentengi Diri
Hidup di dunia yang dikungkung oleh paham serba boleh gini, emang nggak? gampang. Apalagi sebagai perempuan, banyak hal yang harus diperhatikan agar tidak gampang tercebur dalam kemaksiatan. Maklum, cewek umumnya paling gampang terseret arus. Ideologi kapitalisme yang mengusung gaya hidup permisivisme sengaja menjadikan kaum hawa sebagai sasaran utamanya. Mulai menjejali mereka dengan cara berpakaian, cara berdandan, cara bertingkahlaku, sampai cara memenuhi hasrat biologisnya. Jadi cewek bispak misalkan. Gaswat. Kalau nggak pinter-pinter jaga diri, bisa terpengaruh. Mangkanya, ada beberapa hal yang kudu kamu lakukan agar tetep istiqomah di jalan yang bener.

Pertama, bentengi diri kamu dengan kekuatan iman. Perbanyaklah mendekatkan diri pada Allah SWT? dengan meningkatkan ibadah, membaca Alquran, bershadaqoh, dll.? Hanya dengan kekuatan imanlah yang benarlah yang mampu mengalahkan hawa nafsu.

Kedua, perkuat diri dengan syaksiyah Islamiyah alias kepribadian Islam. Jejali akal kamu-kamu dengan pola pikir Islam sehingga mampu menilai segala sesuatu dari kacamata Islam, bukan kacamata Barat. Dengan pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh, Insya Allah pengaruh-pengaruh kotor ajaran Barat bisa ditepis.

Ketiga, senantiasa terikat dengan hukum syara’ dalam bertingkahlaku, khususnya berkaitan dengan tata pergaulan dan cara berpakaian. Allah SWT memerintahkan wanita untuk menutup aurat, menjaga kehormatan, memalingkan pandangan dari aurat dan syahwat, tidak tabaruj alias mempertontonkan kecantikan, berkata yang baik (tidak mendesah-desah yang mengundang air liur), dll. Semua itu kudu kamu lakukan dengan ikhlas karena semuanya demi menjaga harkat dan martabat wanita, bukan memberatkan kamu.

Keempat, bergaullah dengan teman yang baik. Jangan tergiur dengan pergaulan bebas yang seolah-olah modern. Awas, bisa-bisa membawa diri ke jurang nista. Ingat kata pepatah, kamu adalah cermin bagaimana temanmu. So, ciptakanlah lingkungan pergaulan yang baik, yang Islami dan hindari sejauh-jauhnya lingkungan yang rusak. Nggak usah takut dianggap aneh, kuper atau gak gaul hanya karena kamu ogah ngikutin gaya mereka. Malah kalau bisa, kamu justru wajib ngingetin temen-temen kamu yang udah mengarah ke pergaulan bebas agar menjauhinya. Istilahnya, kamu juga kudu mampu menghidupkan suasana amar makruf nahi munkar, mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

Trus, buat kamu-kamu yang udah telanjur jatuh ke jurang kemaksiatan, kamu kudu tobat. Tobatnya musti 100 persen dan kagak pake dicicil. Kamu kudu berhenti dari segala perbuatan dosa dan menyesalinya dengan penyesalan yang sebenar-benarnya.? Jangan mau kembali pada perbuatan dosa itu untuk selama-lamanya.? Kamu juga kudu? lebih giat melakukan pendekatan kepada Allah agar tobatmu diterima serta berkomitmen terhadap etika-etika syara dalam berperilaku. Hal-hal itulah yang musti kamu lakukan agar kamu dapat membentengi diri supaya tidak berbuat maksiat lagi.[asri]

[diambil dari Majalah PERMATA, edisi Mei 2003]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...