Cari Blog Ini

Minggu, 20 Maret 2011

Cinta Telah Membutakan Hatinya

nyanyian cinta tiba-tiba berdendang
diam-diam menyusup ke relung hati
membawa jiwa melayang ke awan
membiarkan diri terbuai mimpi

nama kekasih mulai menghiasi kepala
nama Yang Satu perlahan terlupa
uluran tangan kekasih disambut suka cita
genggaman tangan-Nya dilepaskan begitu saja

hadirnya cinta tlah membuat buta
tak hanya mata, tapi juga hati
cahaya hidayah sirna perlahan
meredup hingga akhirnya benar-benar padam

baju muslimah rela ditanggalkan
cinta kekasih tlah menjadi pilihan
tujuan hidup sudah berbelok arah
langkah kaki tak lagi menuju jalan-Nya

Saat saya masih duduk di bangku kuliah, saya akrab dengan seorang senior saya. Namanya Dewi (bukan nama sebenarnya-red). Keakraban itu dimulai ketika Kak Dewi sering mengikuti mata perkuliahan di kelas saya, karena dulu dia sempat cuti kuliah satu setengah tahun lamanya karena sakit. Dan makin hari saya dan dia makin akrab karena kebetulan rumah saya dan dia satu arah, jadi saat pulang kuliah kami sering satu angkot. Bahkan kalau jadwal kuliah kami sama, maka kami pun janjian pulang bersama.

Keakraban itu pun semakin erat layaknya adik-kakak. Dan saya memang sudah menganggap dia seperti kakak perempuan saya sendiri. Di kampus kami sering sholat bersama karena kebetulan perkuliahan di kampus saya sering diadakan jam dua siang sampai jam enam sore, bahkan ada sampai jam 7 malam. Kami biasa melewati sholat Ashar dan Maghrib bersama. Saat saya lupa bawa mukenah, maka saya akan meminjam punya dia, begitu juga sebaliknya.

Kak Dewi di wisuda setengah tahun lebih dulu daripada saya. Setelah itu dia pergi ke kota Pekanbaru karena mendapat tawaran kerja disana. Beberapa bulan setelah saya wisuda, akhirnya saya juga memutuskan merantau ke kota Pekanbaru, dan alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan. Disana saya ngekost berdua dengan Kak Dewi. Kami melewati hari-hari bersama. Bahkan bulan puasa pertama saya tanpa orang tua, saya lewati bersama dia, sehingga kami sama-sama tidak merasa kesepian.

Beberapa bulan kemudian, Kak Dewi berkenalan dengan seorang laki-laki bernama Tio (bukan nama sebenarnya-red). Perkenalan itu membuat mereka sangat akrab. Kak Dewi sering diantar ke kost-an oleh Mas Tio setiap dia pulang kerja. Tapi Kak Dewi pernah mengatakan kepada saya, kalau Mas Tio sepertinya memiliki keyakinan yang berbeda dengan kami, karena di mobil Mas Tio ada lambang salib. Dan akhirnya, lewat cerita dari Mas Tio itu sendiri, ternyata dia memang berbeda keyakinan dengan kami.

Tapi yang membuat saya kaget, suatu malam tiba-tiba Kak Dewi mengatakan kepada saya kalau dia jadian (baca: pacaran) dengan Mas Tio. Saya protes karena sudah jelas beda keyakinan kenapa dijalani. Tapi Kak Dewi mengatakan kalau cintanya kepada Mas Tio hanya 5%. Nanti dia juga akan putus. Namun jujur, saya tidak yakin dengan kata-katanya. Karena menurut saya, cinta itu sama seperti tanaman. Jika rajin disiram, suatu hari nanti akan berbunga dengan indah. Kebersamaan yang dijalani dengan intens akan membuat rasa cinta yang tadi hanya 5% bisa berkembang menjadi 100%.

Dan saya benar. Beberapa bulan berlalu, mereka semakin tak bisa dipisahkan. Kak Dewi tidak pernah bisa mengatakan kata putus karena dia semakin cinta kepada Mas Tio. Yang membuat saya heran, dia sempat menyalahkan takdir, kenapa Allah mendekatkannya dengan orang yang beda keyakinan. Padahal seharusnya ia bisa merubah takdirnya jika dia mau, yaitu jika dia segera memutuskan hubungannya dengan Mas Tio.

Menurut saya, Mas Tio itu hanyalah sebuah ujian yang diberikan Allah. Tapi sayang, bukannya bisa melewati ujian tersebut, yang terjadi malah sebaliknya, perangkap cinta telah membuat Kak Dewi bertekuk lutut dan tak berdaya. Bahkan, ketika keluarga Kak Dewi tahu Mas Tio beda keyakinan dengan mereka, mereka pun menyuruh Kak Dewi untuk memutuskan hubungan tersebut. Tapi Kak Dewi tidak pernah bisa, bahkan tidak sengaja saya pernah melihat dia menangis setelah menerima telpon dari orang tuanya yang menyuruhnya putus dengan Mas Tio.

Saya dan seorang teman kantornya Kak Dewi yang bernama Mbak Vivi (bukan nama sebenarnya-red) sering menasehati Kak Dewi, bahkan ketika Kak Dewi pernah melontarkan kata-kata 'kalau tidak bisa menikah di indonesia, ia akan menikah diluar negeri'. Tentu saja saya dan Mbak Vivi kaget mendengar kata-katanya. Kami pun mengatakan kalau sepengetahuan kami, menikah beda keyakinan haram hukumnya. Itu sama dengan zina. Dan untuk meyakinkan dia, kami menyarankan dia untuk berkonsultasi kepada Ustadz agar tidak salah langkah.

Dua tahun di Pekanbaru, kemudian saya memutuskan pindah ke Jakarta karena saya mendapat tawaran kerja di sana. Dan saya pun berpisah dengan Kak Dewi. Tapi tali silaturahmi kami alhamdulillah tetap terjalin dengan baik lewat email dan sms. Saya juga sering mengirimi dia artikel-artikel islami yang saya dapat dari teman ataupun milis dengan harapan dengan membaca artikel-artikel tersebut hatinya akan tergugah dan semakin banyak tahu tentang agama. Dan saya terus berharap dan senantiasa berdoa semoga dia tetap di jalan Allah.

Hingga pada suatu hari, disaat saya sudah setahun di Jakarta, saya menerima email dari Mbak Vivi. Dia menulis, "Aku sedih melihat Dewi. Kok dia mau-maunya pindah agama?". Saya shocked! Berita itu benar-benar membuat saya serasa berhenti bernafas. Adik mana yang tidak shocked ketika mendengar kakaknya pindah agama? Muslimah mana yang tidak sedih ketika kehilangan saudara seiman, yang dulunya biasa sholat dan puasa bersama?

Kegiatan sholat dan puasa bersama yang kami lakukan dulu tiba-tiba menari-nari dibenak saya. Sekarang kami tidak akan bisa mengulangi lagi masa-masa itu. Air mata saya tumpah. Saya sangat sedih sekali. Segera saya mengkonfirmasi berita itu kepada Kak Dewi. Dan Kak Dewi membenarkan, malah dia meminta maaf kepada saya karena tidak memberitahu saya lebih awal. Saya bilang kepadanya saya sangat sedih dengan semua ini. Saya juga bilang bahwa saya merasa bersalah kepada keluarganya, karena saya merasa tidak bisa menjaga dia dengan baik. Tapi dia mengatakan kalau itu bukan salah saya. Ini jalan yang telah dia pilih, dan biarlah dia yang nantinya akan menanggung resikonya.

Saya tak henti-hentinya menangis. Saya masih tidak percaya dengan kejadian yang dialami Kak Dewi. Apalagi sekarang Kak Dewi benar-benar telah menikah dengan Mas Tio. Saya masih berharap ini hanya mimpi. Tapi saya sadar, ini semua bukan sekedar mimpi, tapi ini benar-benar terjadi. Apa yang saya takutkan ternyata menjadi kenyataan.

Jujur, saya sempat dihantui perasaan bersalah. Tapi kemudian keluarga dan teman-teman dekat yang tahu masalah ini menyuruh saya tabah. Dan kata mereka ini bukan salahnya saya. Allah Maha Tahu siapa orang-orang yang benar-benar mau menerima hidayah-Nya. Jadi jika Kak Dewi lari dari hidayah Allah, itu karena kesalahnnya sendiri, bukan karena kesalahan saya, sebab saya sudah mengingatkan dia sejak awal. Selama ini cahaya hidayah itu ada dihatinya, tapi kemudian dia sendiri yang membiarkan cahaya hidayah itu redup, hingga benar-benar mati dengan sendirinya.

Dan kejadian tersebut mengajarkan saya satu hal, bahwa seringkali cinta membutakan hati manusia jika si manusianya tidak bisa menyikapi rasa cinta tersebut dengan cara yang tepat dan bijak. Hati yang buta karena cinta seringkali membuat si manusia mau melakukan apa saja untuk orang yang dicintainya. Bahkan cintanya kepada seseorang mampu menghilangkan cintanya kepada Sang Penciptanya. Na'udzubillah.

Agustus 2006 yang penuh air mata
Oleh: Wesy 'Cici'
http://ciciimut.multiply.com
http://hujan-bintang.blogspot.com

Tak Membiarkan Waktu Berlalu Tanpa Karya

Subhanallah, menakjubkan! Anak kecil berusia 7 tahun itu sudah dapat menghafal al-Quran. Bukan hanya ibunya yang memang telaten mendidik dan mengajarkan al-Quran sejak bayi, demikian pula gurunya. Tak heran bila dalam bulan Ramadhan, anak lelaki itu mampu mengkhatam al-Quran berpuluh kali.

Begitu menginjak remaja, Muhammad bin Idris, anak laki-laki itu, kian bersemangat dalam mempelajari ilmu pengetahuan, terutama ilmu dien. Ia berpamitan pada orang tuanya guna mempelajari bahasa Arab di suatu dusun Bani Huzail yang dikenal terdapat banyak pengajar bahasa Arab jempolan.

Tak kurang dari 10 tahun ia habiskan untuk menimba ilmu tersebut. Selama masa itu pula mahir menguasai sastra Arab; mampu menghafal syair-syair berat karya Imru'u al-Qais, Zuhaer, dan Jarir. Berangkat dari penguasaan sastra ini, mendorong dirinya kian tertarik pada bahasa al-Quran.

Pada saat bersamaan, ia juga tertarik pada ilmu fiqh dan hadits. Maka, sambil menekuni sastra ia pun belajar hadits dari Sufyan bin 'Uyainah di Mekkah, dilanjutkan pada Imam Malik di Madinah. Berkat kecerdasan otaknya, dalam usia 13 ia sudah hafal kitab gurunya "al-Muwatha"-hal yang jarang didapatkan pada anak sepantaran dia, termasuk orang dewasa sekalipun.

Ilmu fiqhnya, selain berguru langsung pada Imam Malik-hingga sang imam meninggal-ia menimba dari beberapa syaikh lain, termasuk dari Muslim bin Khalid, seorang mufti Mekkah.

Menginjak usia dewasa dan sepeninggal Imam Malik, Muhammad bin Idris yang kemudian lebih dikenal sebagai Imam Syafi'i, ini mengembara ke Yaman. Di wilayah ini ia mengamalkan ilmunya dan menyebarkannya pada orang lain.

Sampai pada suatu hari, saat usianya menginjak 34 tahun ia mendapat fitnah, yakni tuduhan bahwa dirinya telah membai'at 'Alawy yang Syiah. Atas kebijakan khalifah Harun al-Rasyid-lah dirinya dapat bebas.

Di saat pusat ilmu fiqh berkembang di Baghdad di bawah ulama berpengaruh, Imam Abu Hanifah, Imam Syafii pun merantau ke sana dan menetap beberapa tahun. Sehingga kekayaan ilmu fiqhnya benar-benar komplit. Ia memiliki pengetahuan mendalam di bidang lughah dan adab, serta di bidang fiqh yang meliputi fiqh ashabul ra'yi dan fiqh ashabul hadits.

Hidup Penuh Karya
Imam Syafi'i benar-benar telah memenej waktu hidupnya yang terbaik untuk diri, keluarga, dan umat. Semasa hidup ia menorehkan karya-karya monumental, baik dalam bentuk risalah maupun dalam bentuk kitab yang tak kurang dari 100 buah.

Kitab utamanya yang menjadi rujukan ilmu fiqh hingga masa kontemporer adalah al-Umm dan ar-Risalah. Ar-Risalah merupakan karya pertamanya yang ditulis saat ia belia. Kemudian dikembangkan pokok-pokok pikiran dalam kitab itu menjadi al-Umm.

Kitab Risalah ditulis atas permintaan Abdul Rahman bin Mahdy di Mekkah agar terdapat rujukan kitab yang mencakup ilmu tentang arti al-Quran, hal ihwal yang terkandung di dalamnya, nasih dan mansukh, serta hadits. Begitu rampung penyusunan kitab ini, oleh murid-muridnya dibawa ke Mekkah. Lantas di sana diperbanyak hingga membawa kemasyhuran nama Imam Syafii.

Imam Syafii dianggap sebagai pengulas ilmu ushul fiqh dan penggagas asas ilmu ushul fiqh serta yang mengadakan peraturan tertentu bagi ilmu fiqh dan dasar yang tetap dalam membicarakan secara kritis terhadap sunnah, karena di dalam kitab ar-Risalah itu diterangkan kedudukan hadits ahad, qiyas, istihsan, serta perselisihan ulama.

Mula-mula pemikiran Imam Syafii atau kemudian dikenal sebagai mazhab Syafii menyebar dari Irak ke Khurasan, Pakistan, Syam, Yaman, Persia, Hijaz, India, Afrika, serta Andalusia. Lantas berkembang ke pelosok negara-negara berpenduduk muslim, baik di Timur maupun Barat.

Perkembangan mazhabnya yang cepat meluas itu tidak serta merta bebas masalah. Ada sekelompok umat yang-saking fanatiknya-secara perlahan mengkultuskan dirinya. Karena itulah, sejak jauh-jauh hari ia sudah mewanti-wanti pengikutnya agar senantiasa tetap berpegang pada al-Quran dan as-Sunnah dan setiap tindakan (ibadah).

Keterangan tentang kewajiban berpegang pada Kitabullah itu tercantum dalam al-Umm: "Dasar utama dalam menetapkan hukum adalah al-Quran dan as-Sunnah. Jika tidak ada, maka dengan mengqiyaskan kepada al-Quran dan as-Sunnah. Apabila sanad hadits bersambung sampai kepada Rasulullah SAW dan shahih sanadnya, maka itulah yang dikehendaki. Ijma' sebagai dalil adalah lebih kuat khabar ahad dan hadits menurut zhairnya. Apabila suatu hadits mengandung arti lebih dari satu pengertian, maka arti yang zhairlah yang utama."

Imam Syafii telah mengabdikan hidupnya di jalan Allah. Ia tidak pernah menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang laghwi. Prioritas dan urutan segala urusan dimenej dengan sangat baik. Salah satunya, ia biasa membiasakan diri menuliskan rencana tindakan yang akan dilakukannya sesuai skala prioritas.

Sang imam menghadap Ilahi, tak lama setelah menetap di Mesir pada tahun 198 H. Jazadnya dikuburkan di suatu tempat di Qal'ah, yakni Mishrul Qadimah. Umat kehilangan tokoh yang cemerlang otaknya, kuat hafalannya, serta pandai mengatur waktu dalam hidupnya.

Waktu Kita Kecil....

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu....
sebagai balasannya... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan....
sebagai balasannya... kamu kabur waktu dia memanggilmu.

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang....
sebagai balasannya... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai.


Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna....
sebagai balasannya... kamu corat coret tembok rumah dan meja makan.

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah....
sebagai balasannya... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah....
sebagai balasannya... kamu berteriak "NGGAK MAU...!"

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola....
sebagai balasannya... kamu melemparkan bola ke jendela tetangga.

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim....
sebagai balasannya... kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu.

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu....
sebagai balasannya... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar.

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun....
sebagai balasannya... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ke bioskop....
sebagai balasannya... kamu minta dia duduk di barisan lain.

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa....
sebagai balasannya ... kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya....
sebagai balasannya... kamu bilang dia tidak tahu mode.

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan....
sebagai balasannya... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu....
sebagai balasannya... kamu kunci pintu kamarmu.

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil....
sebagai balasannya... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya.

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting....
sebagai balasannya... kamu pakai telpon nonstop semalaman.

waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA....
sebagai balasannya... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.....
sebagai balasannya... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja kamu seharian ini?"....
sebagai balasannya... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu....
sebagai balasannya... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi....
sebagai balasannya... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri.

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu....
sebagai balasannya... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan....
sebagai balasannya... kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu....
sebagai balasannya... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu....
sebagai balasannya... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu....
sebagai balasannya... kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu....
sebagai balasannya... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya.

Dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang.
Dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan,... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam.

MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA..., BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI.
JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA..., INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

KAWAN IMUT





Bila Aku Jatuh Cinta

Karya : As-syahid Syed Qutb

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang
yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya
agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya
agar tidak berpaling pada hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang
yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya
agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu
melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh
dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas
sehingga melupakan aku pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini
telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu
dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...