Cari Blog Ini

Selasa, 03 November 2009

Allah Tidak Buta

TAZKIRAH

Allah Tidak Buta


Suatu ketika seorang pemuda bergelimang dosa mendatangi Ibrahim bin Adham. “Aku sudah tercebur maksiat cukup dalam. Bagaimana aku berhenti dari perbuatan tercela ini?”

Ibrahim bin adham terdiam sejenak, lalu berucap, “Jika kamu bisa memegang lima hal ini, niscaya kau jauh dari perbuatan maksiat. Pertama, jika kau berbuat maksiat, usahakanlah Allah tak melihat perbuatanmu.”

Orang itu terperangah.

”Lalu, kenapa kau berbuat dosa seakan-akan Allah tidak melihatmu?”

Pemuda itu tertunduk, malu, ”Katakanlah yang kedua!”

”Jika kau masih berbuat maksiat, janganlah lagi kau makan rezeki Allah.”

Kembali pendosa itu kaget, ”Bagaimana mungkin? Bukankah semua rezeki datang dari Allah? Air liur dimulutku ini pun datang dari Allah.”

Ibrahim berkata, “Pantaskah memakan rezeki Allah sedang kita melanggar perintah-Nya dan melakukan larangan-Nya? Ibarat kamu menumpang makan kepada orang, sementara setiap saat kau selalu mengecewakannya dan ia melihat perbuatanmu, masikah kamu punya muka untuk terus makan darinya?’

”Sekarang katakanlah yang ketiga.”

”ketiga, jika kau masih berbuat dosa, janganlah tinggal di bumi Allah.”

Air mata pendosa itu menitik.

”Keempat, jika kau masih berbuat maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang mencabut nyawamu sebelum kau bertaubat, tolaklah. Jangan mau nyawamu dicabut.”

”Tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut...”

”Jika begitu kenapa kau masih berbuat maksiat? Tidaklah terpikir olehmu, jika suatu saat malaikat maut datang justru saat kau sedang mencuri, menipu, berzina atau melakukan dosa lainnya?”

Pemuda itu tak tahan menahan tangis. ”Lalu apa yang terakhir?”

”Kelima, jika kamu masih ingin berbuat dosa dan malaikat maut sudah mencabut nyawamu justru ketika kau sedang melakukan dosa maka janganlah mau kalau nanti malaikat Malik memasukkanmu kedalam neraka. Mintalah kesempatan hidup sekali lagi!”

”Bagaimana bisa? Bukankah hidup hanya sekali?”

Ibrahim berkata, ”Karena hidup hanya sekali, kenapa kita masih menyia-nyiakan hidup ini denga menumpuk dosa?”

”Cukup! Aku tak sanggup lagi mendengarnya,” ucap pemuda itu seraya menangis meninggalkan Ibrahim bin Adham. Sejak itu ia tidak lagi mendekati maksiat dan orang-orang mengenalnya sebagai seorang yang ahli ibadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...