Cari Blog Ini

Selasa, 03 November 2009

Kalimat Tauhid

Kalimat Tauhid

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengaharamkan neraka baginya.”[1]

Abu Muhammad ibn Ibrahim al-Wasithi menuturkan, “Seorang berdiri di padang ‘Arafah. Lalu, ia bertawaf dengan menggenggam tujuh batu. Ia berseru, ‘Hai batu-batu, saksikanlah bahwa aku telah bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.’ Orang itu lalu tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat seakan-akan hari kiamat telah datang dan ia pun dihisab. Ternyata, ia diputuskan dijebloskan ke dalam neraka. Ketika para malaikat menggiringnya ke neraka. Tiba-tiba ia melihat satu batu dari tujuh batu itu yang melingdungi dirinya didepan pintu neraka. Para malaikat penyiksa berkumpul untuk mengangkat batu itu. Anehnya, mereka tidak sanggup menggeser batu itu barang sedikitpun. Orang itu pun dibawa kepintu lainnya. Tiba-tiba ia melihat satu batu dari tujuh batu itu telah menutup pintu neraka. Lagi-lagi, para malaikat tidak mampu mengangkat batu itu. Akhirnya dibawa kepintu yang lainnya hingga pintu yang ketujuh, namun keadaannya pun sama. Disetiap pintu neraka terdapat sebuah batu. Kemudian orang itu dibawa ke ‘Arasy. Allah Swt. berfirman, ‘Hamba-Ku itu telah disaksikan oleh batu-batu. Batu-batu itu tidak menyiakan hakmu. Maka bagaimana mungkin Aku menyiakan hakmu. Aku menjadi saksi atas kesaksian yang telah engkau ucapkan. Karena itu, masukkanlah dia kedalam surga.’ Ketika orang itu telah dekat dengan pintu surga, ternyata pintu-pintu masih terkunci rapat. Tiba-tiba datanglah kesaksian bahwa tidak Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Maka, pintu-pintu surga terbuka dan orang itu pun memasukinya.

Abu ’Abd Allah r.a. berkata, ”La illaha illa Allah Muhammad Rasul Allah terdiri atas 24 huruf. Jika seorang hamba mengucapkan kalimat itu dengan jujur, maka Allah Swt. akan berfirman, ’Aku telah mendatangkan 24 huruf dan Aku telah waktu sehari semalam selama 24 jam. Setiap dosa yang kamu perbuat di jam-jam tersebut, baik dosa kecil maupun dosa besar; dosa yang dilakukan secara terang-terangan maupun senbunyi-sembunyi; kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja; dan dosa yang berupa perkataan maupun dosa yang berupa perbuatan; maka Aku akan mengampuni dosamu dengan kemulian kalimat ’La illaha illa Allah Muhammad Rasul Allah.’”

Diriwayatkan dari ’Atha’—semoga Allah merahmatinya—mengenai firman Allah Swt., ”Siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh balasan yang lebih baik daripadanya.”[2] Yaitu, barang siapa yang mengucapkan ”La illaha illa Allah Muhammad Rasul Allah,” maka baginya pahala surga. Dan, ”Barang siapa membawa kejahatan, maka disungkurkan muka mereka kedalam neraka.[3] Yakni barang siapa berbuat syirik akan dijebloskan kedalam neraka.

Al-Hasa al-Bashri—semoga Allah merahmatinya—meriwayatkan mengenai firman Allah Swt., ”Tidak ada balasan kebaikan keculai kebaikan (pula).”[4] Yakni, tidak ada balasan perkataan ”La illaha illa Allah Muhammad Rasul Allah,” kecuali surga.

Diriwayatkan ketika Allah Swt. Menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa, Musa berkata, ”Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang akan saya kerjakan sebagai rasa syukur kepada-Mu, karena nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku,” maka, Allah Swt. Berfirman, ”Hai Musa, katakanlah, ’La illaha illa Allah.’” nabi Musa a.s. masih belum puas dengan amalan tesebut dan meminta amalan lainnya. Maka, Allah Swt. berfirman, ”Hai Musa, seandainya kamu meletakkan tujuh langit dan tujuh bumi dalam satu piringan timbangan. Lalu kamu meletakkan kalimat ’La illaha illa Allah’ dalam satu piring timbangan lainnya, maka sungguh piringan timbangan ’La illaha illa Allah’ akan lebih barat.’”

Dikatakan bahwa kalimat ”La illaha illa Allah” adalah kunci pembuka surga. Namun, setiap kunci mesti ada gerigi-geriginya hingga kunci itu bisa digunakan untuk membuka pintu. Diantara gerigi-gerigi itu adalah bersihnya lidah orang yang berzikir dari perkataan dusta dan gibah; sucinya hati orang yang khusyuk dari rasa dengki; sucinya perut dari makanan yang haram dan syubhat; serta sucinya anggota tubuh yang sibuk mengabdi kepada Allah dari perbuatan maksiat.



[1] Dari ‘Ubadah ibn al-Shamit r.a., Shahih Muslim, kitab al-Iman, no 47.

[2] Al-Naml [27]: 89.

[3] Al-Naml [27]: 90

[4] Al-Rahman [55]: 60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...